cara membuat tinctura
Tingtur adalah sediaan cair yang dibuat dengan cara maserasi atau perkolasi simplisia nabati atau hewani atau dengan cara melarutkan senyawa kimia dalam pelarut yang tertera pada masing-masing monografi (Dirjen POM, 1979)
Menurut Farmakope Indonesia Edisi IV, tingtur adalah larutan yang mengandung etanol atau hidroalkohol yang dibuat dari bahan tumbuhan atau senyawa kimia. Jumlah obat dalam tingtur yang berbeda tidak selalu seragam, tetapi bervariasi sesuai dengan masing-masing standard yang telah ditetapkan. Secara tradisional, tingtur dari tumbuhan berkhasiat obat menunjukkan aktivitas 10 gram obat dalam tiap 100 ml tingtur. Potensi ditetapkan setelah dilakukan penetapan kadar. Sebagian tingtur tumbuhan lain mengandung 20 gram bahan tumbuhan dalam tiap 100 ml tingtur (Djoko Hargono, 1986).
Cara pembuatan tingtur menggunakan 2 cara yaitu sebagai berikut:
1. Cara perkolasi
Perkolasi adalah cara penyarian yang dilakukan dengan mengalirkan cairan penyari melalui serbuk simplisia yang telah dibasahi. Prinsip kerja dari cara ini adalah:
Serbuk simplisia ditempatkan dalam suatu bejana yang bagian bawahnya diberi sekat berpori. Cairan penyari dialirkan dari atas ke bawah melalui serbuk tersebut. Cairan penyari akan melarutkan zat aktif sel-sel yang dilalui. Gerakan ke bawah disebabkan oleh kekuatan gaya beratnya sendiri dan cairan di atasnya, dikurangi dengan daya kapiler yang cenderung untuk menahan.
Kekuatan yang berperan dalam perkolasi antara lain : gaya berat, kekentalan, daya larut, tegangan permukaan, difusi, osmosis, adhesi, daya kapiler dan daya gerakan (friksi).
2. Cara maserasi
Maserasi merupakan cara penyarian yang sederhana. Maserasi diakukan dengan cara merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari. Cairan penyari akan menembus dinding sel dan masuk kedalam rongga sel yang mengandung zat aktif, zat aktif akan larut dank arena adanya perbedaan konsentrasi, maka larutan yang terpekat dideak keluar. Peristiwa tersebut berulang-ulang sehingga konsentrasi antara larutan di luar sel - sel dan didalam sel mengalami keseimbangan (Djoko Hargono, 1986).
Pembagian Tingtur
1. Menurut cara pembuatan
a. Tingtur asli
Adalah tingtur yang dibuat secara maserasi atau perkolasi.
Contoh tingtur secara maserasi :
1) Opii Tincture
2) Valerianae Tincture
3) Capsici Tincture
4) Myrhae Tincture
5) Opii Aromatic Tincture
6) Polygalae Tincture
Comtoh tingtur secara perkolasi:
1) Belladonae Tincture
2) Cinnamomi Tincture
3) Digitalis Tincture
4) Lobelia Tincture
5) Strychnine Tincture
6) Ipecacuanhae Tincture
b. Tingtur tidak asli atau palsu
Adalah tingtur yang dibuat dengan jalan melarutkan bahan dasar atau bahan kimia dalam cairan pelarut tertentu.
Contoh tingtur tidak asli:
1) Iodie Tincture
2) Secalis Cornuti Tincture
2. Menurut kekerasan (Perbandingan bahan dasar dengan cairan penyari)
a. Tingtur keras
Adalah tingtur yang dibuat dengan menggunakan 10% simplisia berkhasiat keras.
Contoh tingtur keras:
1) Belladonae Tincture
2) Digitalis Tincture
3) Opii Tincture
4) Lobelia Tincture
5) Stramonii Tincture
6) Strychnine Tincture
7) Ipecacuanhae Tincture
b. Tingtur lemah
Adalah tingtur yang dibuat menggunakan 20% simplisia yang tidak berkhasiat keras.
Contoh tingtur lemah:
1) Cinnamomi Tincture
2) Valerianae Tincture
3) Polygalae Tincture
4) Myrhhae Tincture
3. Berdasarkan cairan penariknya
a. Tincture aetherea, jika cairan penariknya adalah eter atau campuran eter dengan etanol. Contoh : Tincture Valerianae Aetherea.
b. Tincture Vinosa, jika cairan yang dipakai adalah campuran anggur dengan etanol. Contoh : Tincture Rhei Vinosa (Vinum Rhei)
c. Tincture Acida, jika kedalam etanol yang dipakai sebagai penarik ditambahkan suatu asam sulfat. Contoh : Tincture Acida Aromatica
d. Tincture Aquosa, jika cairan penarik yang dipakai adalah air. Contoh : Tincture Rhei Aquosa.
e. Tincture Composita, adalah tingtur yang didapatkan jika penarikan yang dilakukan dengan cairan penarik selain etanol. Hal ini harus dinyatakan pada nama tingtur tersebut, misalnya campuran simplisia. Contoh :Tincture Chinae Composita.
(Syamsuni A, 2006).
B. Uraian Metode
1. Metode Maserasi
Pembuatan maserasi kecuali dinyatakan lain, dilakukan sebagai berikut: masukkan 10 bagian simplisia atau campuran simplisia dengan derajat halus yang cocok kedalam sebuah bejana, tuangi dengan 75 bagian cairan penyari, tutup, biarkan selama 5 hari terlindung dari cahaya sambil sering diaduk, serkai, peras, cuci ampas dengan cairan penyari secukupnya hingga diperoleh 100 bagian. Pindahkan kedalam bejana tertutup, biarkan ditempat sejuk, terlindung dari cahaya, selama 2 hari.enap tuangkan atau saring. (Dirjen POM,1979,hal.33)
2. Metode Perkolasi
Perkolasi kecuali dinyatakan lain dilakukan sebagai berikut: Basahi 10 bagian simplisia atau campuran simplisia dengan dengan derajat halus yang cocok dengan 2,5 bagian sampai 5 bagian cairan penyari, masukkan kedalam bejana tertutup sekurang-kurangnya selama 3 jam. Pindahkan masa sedikit demi sedikit kedalam perkolator sambil tiap kali ditkan hati-hati, tuangi dengan cairan penyari secukupnya sampai cairan mulai menetes dan diatas simplisia masih terdapat selapis cairan penyari, tutup perkolator, biarkan selama 24 jam. Biarkan cairan menetes dengan kecepatan 1ml per menit. Tambahkan berulang-ulang cairan penyari secukupnya sehingga selalu terdapat caran penyari secukupnya diatas simplisia, sehingga diperoleh 80 bagian perkolat. peras massa, campur cairan perasan ke dalam perkolat, tambahkan cairan penyari secukupnya hingga diperoleh 100 bagian. pindahkan ke dalam bejana, tutup, biarkan selama 2 hari ditempat sejuk, terlindung dari cahaya, enap tuangkan atau saring.
Jika dalam monografi tertera penetapan kadar, setelah diperolah 80 bagian perkolat, tetapkan kadarnya. Atur kadar hingga memenuhi syrat, jika perlu encerkan dengan cairan penyari secukupnya (Dirjen
Tidak ada komentar:
Posting Komentar